OtanahaNews.com, Pohuwato-Obrolan Via WhatsApp antara oknum yang diduga wartawan dan yang diduga sebagai mediator. Dimana saling balas pesan itu, mempertanyakan perihal sisa uang yang sudah ada.
Dalam isi percakapan Whatsap itu, menyebut angka 9jta dan juga 30 ribu ( Red 30 Juta ) serta menyeret beberapa nama yang diduga sebagai oknum wartawan.
Alih-alih menjaga nama baik wartawan, akan tetapi diam-diam diduga menjalankan aksi pemerasan.
Beberapa minggu terakhir, kita selalu disuguhkan dengan berbagai isu terkait Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI), terlebih lagi di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kamis (06/02/2025).
Dimana pemberitaan itu, narasi tentang kerusakan lingkungan serta lemahnya penegakkan hukum yang tentunya, menimbulkan rasa prihatin kita akan hal ini.
Informasi yang di himpun awak media ini, dari beberapa pemberitaan tambang yang terbit, diduga digunakan sebagai alat untuk meraup keuntungan pribadi dari pelaku usaha tambang.
Terpisah, Dua oknum wartawan yang sering di sapa Sarjan dan Toger membantah bahwa isu itu tidak benar dan hanya penggiringan opini. Hal ini disampaikan lewat pesan WhatsApp kepada Medi OtanahaNews.com.
” Terkait saya disebut peras para penambang di Pohuwato itu tidak benar. Saya menganggap ini sebagai serangan sebalik yang dilakukan oleh oknum-oknum yang diduga terlibat di aktivitas PETI Hulawa,”Ucap Toger melalui chat WhatsApp. Kamis,( 06/02 /2025 ).
Hal yang sama pula di ucapkan Sarjan, bahwa dirinya tidak tau persoalan obral WhatsApp yang viral itu. Ia menilai itu hanyalah chat yang di edit.
Disentil terkait nomor yang Whatsap 085397xxxxx yang viral diobrolan tersebut. Ia pun mengakui bahwa nomor tersebut adalah miliknya.
” Iyaa. Kita p nomor ini. Nomor ini yang dorang cantumkan dalam chat yg di edit itu, jadi seolah-olah kita yang ada b chat itu. Sebenarnya ini mainan lama yang dorang bekeng itu. Dan itu gara gara beritanya kita nda mampu di redam oleh mereka.
” Jadi dorang buat skema ini untuk menuduh kita main di PETI itu, dengan menggunakan nomornya kita di cantumkan dalam chat yang diedit itu,”Ungkap Sarjan.
Alyan Abdari, besok akan mendatangkan Polda Gorontalo guna melaporkan dugaan pemerasan dan penipuan yang di duga di lakukan oleh RD alias Riyan.
“Miris,dugaan pemerasan ini tidak bisa dibiarkan, dengan berdalih membuat berita tambang ilegal tapi terkesan hanya ada kepentingan isi perut alias uang,”Tegas Alyan.
Fakta baru, setelah awak media melakukan investigasi, Jum’at ( 7/02/ ) Mencuat dana sebesar 30 juta dengan berdalih untuk mengamankan beberapa oknum wartawan di duga di gunakan oleh seseorang berinisial RD alias Riyan.
Dana 30 juta yang diterima oleh Riyan berdasarkan hasil investigasi awak media, diduga hanya skenario yang di buat untuk kepentingan pribadinya. Bahkan pelaku usaha tambang rakyat saat ini masih menunggu informasi keberadaan Riyan.
” Kase baku dapa kamari dia Deng Torang, itu dia bilang tidak ba terima uang, dana ini Torang Kase sama dia( Red Riyan ), waktu hujan hujan dan uang itu Torang Kase langsung sama dia,”Ungkap Pelaku usaha yang enggan disebutkan namanya.
” Bahkan kalau pun perkara ini sampai ke ranah hukum Torang siap, dan Torang mo ungkap kamari ini terkait dana 30 juta,”Tutupnya.