Program Hilirisasi Di kala Itu Terabaikan, Ini Dia Sosok Yang Peduli Soal Kemaslahatan Rakyat

Lingkungan, Pohuwato37 Dilihat

OtanahaNews.com, Pohuwato-Gerakan peduli Hilirisasi tentang Kemaslahatan Rakyat kala itu di abaikan. Kini lahirlah Sosok yang peduli terhadap program tersebut.

Yosar Ruiba yang kerap disapa Oca dialah tokoh tersebut. Kepada media Ia pun menjelaskan, bahwa dirinya selama ini miris menyaksikan bagaimana sembarutnya kegiatan PETI di Pohuwato.

” Pengusaha yang beraktifitas kala itu terkesan mengabaikan lingkungan dan masyarakat terdampak, maka dari itu saya mencoba mengakomodir mereka (pelaku) dengan melakukan penggalangan untuk program hilirisasi manfaat secara gotong royong”, ungkapnya.

Maksud dari Hilirisasi Ucap Ocap sapaan akrabnya hal ini merupakan manfaat/maslahat adalah suatu program untuk sosial masyarakat, berupa tanggung jawab non-formal oleh rakyat yang berprofesi sebagai pelaku usaha tambang.

Untuk masyarakat lingkar tambang yang berada dihilir, misal soal urusan sosial ada kegiatan pemberian paket sembilan bahan pokok buat masyarakat lintas desa, pemberian bantuan pupuk pertanian dan lain sebagainya.

Yosar juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya untuk mengurus izin pertambangan rakyat (IPR), baik perorangan maupun kelompok, dan sembari menunggu hal tersebut terealisasi dirinya menjalankan program hilirisasi manfaat.

“ Ini merupakan bentuk tanggung non formal oleh rakyat yang berprofesi sebagai pelaku usaha tambang untuk masyarakat lingkar tambang , dalam wujud pemberian paket sembilan bahan pokok, pemberian bantuan pupuk pertanian, rehabilitasi rumah dal lain sebagainya”, jelasnya.

Dalam hal lingkungan, yosar juga menjelaskan bahwa dalam program hilirisasi manfaat, mereka melakukan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) berupa pengangkutan sedimentasi, dan juga penutupan kubangan bekas galian tambang yang berada disekitar kompleks pemukiman warga.

“ Dalam bidang kesehatan, pihaknya berencana memberikan bantuan bubuk Abate dan Mosnom untuk mengatasi kasus Malaria, khususnya di Desa yang wilayahnya terdapat PETI dan semua hal tersebut akan kami lakukan secara berkala”,tambahnya.

Semua hal tersebut menurut Yosar tidak akan berjalan tanpa ada dukungan anggaran, oleh karena itu diperlukan semangat gotong royong dan kebersamaan dari para pelaku usaha.

“ Kami mau menunjukan kepada publik bahwa meskipun saat ini IPR sedang dimaksimalkan, paling tidak, pertambangan rakyat dan rakyat yang menambang harus dan wajib mendatangkan manfaat untuk masyarakat lingkar tambang”,ujarnya.

Yosar juga meluruskan tudingan bahwa dirinya menjadi Perantara aliran uang yang berasal dari para pelaku usaha kepada beberapa pihak, seperti oknum APH yang mempunyai kewenangan tertentu, oknum LSM, oknum aparat pemerintahan dan oknum wartawan.

” Saya tegaskan sekali lagi bahwa tidak benar saya menjadi perantara seperti yang dimaksud. bahwa pengumpulan dana tertentu itu benar, dan dana tersebut peruntukannya murni untuk kegiatan masyarakat sosial dihilir,”Lanjutnya.

” Dan dana inilah yang sering kali disebut pungli ataupun upeti, Secara eksplisit, selama ini tidak ada pengumpulan dana gotong-royong dari para penambang yang sifatnya terpaksa, baik secara waktu maupun jumlah, yang ada ialah penyadaran paksa dan pemaksaan dalam pembinaan ke mereka.

” Bahwa siapapun masyarakat yang sedang menambang di hulu semestinya hasil penambangan itu ada yg bisa disisihkan untuk urusan-urusan soal sosial dan lingkungan,sampai pemerintah daerah benar-benar bisa mengaturnya jika ke depan IPR sudah resmi ada”,tuturnya

Terakhir Yosar menyatakan bahwa program ini hanya dijalankan di wilayah Dengilo,Buntulia dan patilanggio.

“Untuk Taluditi saya sementara memaparkan program ini kepada para pelaku dan untuk Popayato saya belum pernah kesana”,pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *